TEMA DAN AMANAT CERITA RAKYAT DI KECAMATAN KARANG INTAN, KABUPATEN BANJAR
Theme and Message of Folklore in Karang Intan Subdistrict, Banjar Regency
Hestiyana
Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan
Jalan Jenderal A.Yani Km 32,2, Loktabat, Banjarbaru, 70712
Pos-el: hestiyana21@gmail.com
(diterima 30 September 2014, disetujui 1 Desember 2014, revisi terakhir 11 Desember 2014)
Abstrak
Penelitian ini membahas tema dan amanat cerita rakyat di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar dengan tujuan untuk mendeskripsikan cerita rakyat yang tersebar di Kecamatan Karang Intan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, rekaman, wawancara, dan studi pustaka. Dalam teknik analisis data, digunakan analisis deskriptif. Dalam penelitian ini ditemukan tiga bentuk cerita rakyat, yaitu dongeng, legenda, dan mite. Cerita rakyat tersebut terdiri atas satu dongeng yang berjudul “Ular Tadung di Gunung Kiyau”; dua legenda berjudul “Asal Usul Nama Desa Karang Intan” dan “Asal Usul Nama Danau Purun”; dan satu mite berjudul “Pamandian Putri di Gunung Putra Bulu”. Tema cerita tersebut adalah (1) kelalaian seorang ayah dalam menjaga anaknya, (2) asal usul nama Desa Karang Intan, (3) asal usul nama Danau Purun dan nama Gunung Padang Keramat, dan (4) kepindahan para bidadari (putri) karena merasa terganggu oleh kehadiran manusia di daerahnya. Amanat cerita tersebut adalah (1) dalam hidup ini kita harus bisa menjaga milik kita yang paling berharga; jangan sampai melalaikan milik kita yang paling kita sayangi dan cintai, (2) dalam pemberian nama sebuah desa hendaknya disesuaikan dengan keadaan atau sesuatu yang telah terjadi di desa tersebut, (3) dalam pemberian sebuah nama hendaklah disesuaikan dengan keadaan yang pernah terjadi di daerah tersebut; selain itu, sifat iri dengki harus dijauhkan dari diri kita karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, (4) ketika memasuki wilayah yang jarang dijamah oleh manusia, kita harus permisi dengan pemilik daerah tersebut (makhluk gaib).
Kata kunci: tema, amanat, cerita rakyat
Abstract
This research discusses the theme and message of folklore in Karang Intan subdistrict, Banjar regency by the purpose to describe the widespread folklore in Karan Intan Subdistrict. The method used in this research is descriptive method with qualitative approach. The techniques used in collecting data are observation, recording, interview, and library study. Data analysis technique uses descriptive analysis. This research finds three types of folklore, i.e. fairy tale, legend, and myth. The folklores consist of one fairy tale entitled “Ular Tadung di Gunung Kiyau”; two legends entitled “Asal-Usul Nama Desa Karang Intan” dan “Asal-Usul Nama Danau Purun”; and one myth entitled “Pamandian Putri di Gunung Putra Bulu”. The theme of stories are (1) the dereliction of a father in guarding his child, (2) the derivation of naming Karang Intan Village, (3) the derivation of naming Purun Lake and sacred field mountain, (4) the removal the fairy (princess) because of being annoyed by the existence of human di their area. The story messages are (1) in life we must be able to guard our most precious; Never neglecting our most liked and loved, (2) in naming a village ought to accord with the condition or something that happened in the village, (3) in giving a name ought to accord with the condition or something that happened in that area; besides that, jealousy must be kept away from us since it can harm ourself and others, (4) when we’re entering a rarely visited area by human, we must take a permission to the holder of the area (invisible creature)
Keywords: theme, message, folklore