Memahami Puisi “Idul Fitri” dengan Teori Taklimah

MEMAHAMI PUISI “IDUL FITRI” DENGAN TEORI TAKMILAH

Understanding the Poetry “Idul Fitri” by Using Theory of Takmilah

 

Asep Supriadi

Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat

Jalan Sumbawa Nomor 11, Bandung 40113, Telp. 022-92455752

Pos-el: asepsupriadi67@yahoo.co.id

(diterima 28Februari 2014, disetujui 16 Mei 2014, revisi terakhir 28 Mei 2014)

 

Abstrak

Kajian sastra islami dalam sastra Indonesia dengan menggunakan pendekatan teori sastra Islam belum banyak dilakukan. Penulis berpendapat bahwa teori-teori sastra Islam Melayu (Malaysia) dapat diaplikasikan untuk mengkaji sastra Islam Indonesia. Salah satunya adalahteoritakmilah yang digagas olehseorang pakar sastra Melayu bernama Shafie Abu Bakar. Kajian ini mengaplikasikan teori tersebut pada puisi “Idul Fitri” karya Sutardji Calzoum Bachri. Hasil kajian menunjukkan bahwa puisi tersebut menggambarkan nilai-nilai keislaman dengan dimensi sufistik. Puisi itu menggambarkan perenungan eksistensi diri pada Tuhan. Penggambaran itu diperkuat dengan adanya kata-kata cahaya, cinta, salat, zikir, dan taubat dalam puisi tersebut. Kata-kata tersebut dalam istilah takmilah atau tasawuf disebut tafakur dan muhasabah. Dengan melakukan tafakur dan muhasabah, seorang sufi mengharapkan datangnya cahaya Tuhan. Dalam teori takmilah cahaya itu disebut nur ilahiah, artinya cahaya yang datang dari Tuhan. Seperti tampak dalam larik keenam pada bait keempat, “Kini biarkan aku menenggak arak cahayaMu”.

Kata kunci: puisi, tasawuf, takmilah

 

Abstract

Islamic literature studies in Indonesian literature using theory of islamic literature aproach rarely has been done. The writer thinks that the theories of (Malaysian) Melayunese islamic literatures can be aplied to study Indonesian islamic literature. One of them is takmilah theory proposed by an expert of Melayunese literature named Shafie Abu Bakar. This study aplied the theory to the poem “Idul Fitri”, written by Sutardji Calzoum Bachri. The result shows that the poem describes islamic values with sufistic dimension. The poem describes contemplation of self existence to the God. The description is strengthened with the words light, love, salat, zikir, and repent in the poem. The words in takmilah’s terminolgy or tasawuf are tafakur and muhasabah. By doing tafakur and muhasabah, a sufist expect the coming of God’s light. In takmilah theory, the light is said nur ilahiah which means the light coming from God. As it appears in the sixth line of the fourth verse, “Now, let me drink arak of Your light.”

Keywords: poetry, sufism, takmilah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *