Menggugat Arjuna sebagai Lelananging Jagad

MENGGUGAT ARJUNA SEBAGAI LELANANGING JAGAD1: SEBUAH STRATEGI PEMBACAAN DEKONSTRUKSI KARAKTER ARJUNA DALAM LAKON-LAKON WAYANG PURWA

Arjuna Sued as A Man of Universe: The Deconstruction of Reading Strategy for Arjunas Character on Purwa Puppet Shows

 

Bagus Kurniawan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret

Jalan Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah

Pos-el: singawardhana@yahoo.com

(diterima 20 Juni 2014, disetujui 10 November 2014, revisi terakhir 1 Desember 2014)

Abstrak

Sejak masa Hindu-Budha, tradisi pertunjukan wayang telah dikenal dan berkembang di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Bagi masyarakat Jawa, pertunjukan wayang mempunyai nilai sosial yang penting. Pertunjukan wayang tidak hanya dipandang sebagai sebuah tradisi yang harus dijaga dan dilestarikan, tetapi juga menjadi suatu bentuk tradisi yang mempunyai nilai sosial yang sakral. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila kemudian tradisi wayang digunakan sebagai sarana komunikasi maupun dakwah. Artinya, wayang bukan sekadar sarana hiburan, melainkan juga sebagai media komunikasi, media penyuluhan dan media pendidikan. Pemaknaan terhadap wayang masa kini mulai beragam, tidak hanya melalui dikotomi hitam-putih, tetapi juga melalui berbagai tafsir yang kemudian mendekonstruksi makna yang sudah mapan. Dalam tulisan ini, diuraikan pembacaan lakon-lakon wayang melalui metode dekonstruksi. Dengan menggunakan beberapa lakon wayang berbahasa Indonesia yang diterbitkan di majalah Cempala, dalam tulisan ini diuraikan strategi pembacaan secara dekonstruksi terhadap karakter Arjuna.

Kata kunci: lakon wayang, Arjuna, lelananging jagad, dekonstruksi wayang

 

Abstract

Since Hindhu-Budha era, puppet show tradition has already known and developed in Indonesia, especially in Java island. For javanese society, puppet show has important social value. The puppet show isn’t only viewed as a tradition that should be kept and perpetuated, but also becomes a form of sacred and social tradition. Therefore, no wonder if later puppet tradition is used as communication tool or religious proselytizing. It means, puppet isn’t only entertainment tool, but also as communication tool, information tool, and education tool. The meaning of nowdays puppet is multiple diverse, not only from white and black dichotomy, but also from some interpretations deconstructing established meaning. This writing analyses the reading of puppet stories through deconstruction method. This writing analyses Arjuna’s character through deconstruction reading strategy by using some Indonesian-speaking stories published by Cempala magazine.

Keywords: puppet story, Arjuna, lelananging jagad, puppet deconstruction

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *