Pengaruh Konsep Hagabeon, Hamoraon, and Hasangapon, terhadap Ketidaksetaraan Gender dalam Amang Parsinuan

PENGARUH KONSEP HAGABEON, HAMORAON, DAN HASANGAPON TERHADAP KETIDAKSETARAAN GENDER DALAM AMANG PARSINUAN
The Influence of Hagabeon, Hamoraon, and Hasangapon Concept for Gender Inequality in Amang Parsinuan

Fransiska Simangunsong
SDK Penabur 10 Pantai Indah Kapuk
Jalan Layar Permai 6, Blok SD 2, Bukit Golf, Pantai Indah Kapuk, Jakarta
pos-el: fransiska.simangunsong@gmail.com

(diterima 2 Juli 2013, disetujui 30 September 2012, revisi terakhir 17 Oktober 2013)

Abstrak
Hagabeon, hamoraon, dan hasangapon merupakan nilai budaya Batak Toba yang menjadi prinsip hidup masyarakatnya. Kehidupan orang Batak bertumpu dan dipengaruhi ketiga nilai budaya tersebut. Penelitian ini melihat pengaruh hagabeon, hamoraon, dan hasangapon terhadap ketidaksetaraan gender yang terjadi pada perempuan Batak Toba yang tergambar dalam Amang Parsinuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik kepustakaan. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa suborninasi pada perempuan Batak menyebabkan berbagai kekerasan, psikis, ekonomi, dan fisik.
Kata kunci: gender, hagabeon, hamoraon, hasangapon, Batak

Abstract
Hagabeon, hamoraon, and hasangapon are culture value of Batak Toba becoming the life principle of their society. The live of Bataknese is rested and influenced by those three value. Therefore, this research will see the influence of hagabeon, hamoraon and hasangapon towards the gender inequality happening to Batak Toba women that are illustrated in Amang Parsinuan. The method used in this research is qualitative approach with literature technique. From this research, it is found that subordination of Batak’s women causes various violence, such as psychological, economical and physical.
Keywords: gender, hagabeon, hamoraon, hasangapon, Batak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *